Sabtu, 07 Mei 2011

TARUNA MELATI II

Bagian Kedua
PELATIHAN KADER MADYA
TARUNA MELATI II

I. KERANGKA UMUM
Pelatihan Kader Muda Taruna Melati II adalah proses transisi dari pengkaderan Ikatan Remaja Muhammadiyah menuju jenjang yang lebih lanjut. PKM TM II menekankan pada dua aspek proses, yaitu pertama, pemahaman, pengamalan, pendalaman Islam secara riil dan kedua, pengembangan kreatifitas dan ketrampilan. Maksud pemahaman, pengamalan, dan pendalaman Islam secara riil adalah adanya kesadaran kader untuk mengkaji dan mengamalkan Islam ke dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Dimulai dari pembentukan kelompok kajian rutin ke-Islaman sampai dengan membentuk kelompok Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah (GJDJ) di masyarakat luas. Adapun maksud dari pengembangan kreatifitas dan ketrampilan adalah upaya pengembangkan bakat dan potensi kader manifes serta memiliki kemampuan untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengelola gerakan IRM di tingkat pimpinan masing-masing.
Pelatihan Kader Muda Taruna Melati II dalam rangka mencapai tujuannya mengandung empat proses penting: Pertama, need assessment kader di tempat masing-masing, kedua, sosialisasi dan rekruitment, ketiga, proses pelatihan, dan keempat, follow up. Masing-masing proses memiliki tahapan dan mekanismenya sendiri-sendiri yang disesuaikan berdasarkan target dan tujuan tiap pelatihan dan jenjang pengkaderan IRM.
Pelatihan Kader Muda Taruna Melati II menggunakan model pelatihan yang lebih menekankan pada aspek conscientizaco atau penyadaran, yaitu penyadaran akan pentingnya berkelompok untuk menggerakkan Islam serta keberanian akan beraktualisasi diri. Dengan demikian proses pelatihan ditekankan pada proses humanizing dan kreatifitas kelompok untuk mencapai target dan tujuan.

II. TUJUAN UMUM PELATIHAN
Tujuan umum Pelatihan Kader Muda Taruna Melati II adalah proses pembentukan character kader (character building), yaitu, siddiq, tabligh, amanah, fathonah, sebagai upaya pembentukan kader kreatif serta pendalaman nilai-nilai dasar pergerakan dan perjuangan Ikatan dalam rangka mendukung tujuan IRM dan Muhammadiyah.

III. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN
Pelatihan Kader Muda Taruna Melati II bertujuan: 1) Terjadinya proses transformasi kesadaran keimanan dan keislaman kader yang manifes dalam kehidupan kelompok, yang dimulai dari kesadaran akan pentingnya berkelompok dan bermasyarakat sebagai wujud dari kesalehan sosial. 2) Terjadinya proses kreatif dalam mengembangkan kemampuan dan bakat pribadi untuk diaktualisasikan dalam kehidupan kelompok dan masyarakat dalam rangka mendukung maksud dan tujuan organisasi.

IV. KUALIFIKASI MATERI
a. Persentase Materi
1. 60 % teori
2. 40 % praktek

b. Kelompok Materi
1. Agama
2. Ke-Muhammadiyah-an
3. Ke-IRM-an
4. Psikologi  Psikologi Massa, Komunikasi Efektif
5. Sosial Masyarakat
6. Muatan Lokal

V. KUALIFIKASI PESERTA
Pada dasarnya Pelatihan Kader Muda Taruna Melati II ini ditujukan bagi semua kader IRM yang telah mengikuti PKD TM I. Akan tetapi, prosedur pelatihan menuntut maksimal 25 orang. Oleh karena itu, jika pendaftar melebihi dari 25 orang, maka harus diadakan kualifikasi peserta sebelum satu minggu – satu bulan acara pelatihan berlangsung. Kualifikasi peserta ditentukan oleh pengelola pelatihan (Tim Instruktur/fasilitator) setempat dengan mempertimbangkan pada:
1) Meminimalisir kesenjangan pengetahuan antar peserta.
2) Paket materi ditentukan berdasarkan hasil kualifikasi rata-rata peserta
3) Jika terdapat peserta yang diskualifikasi, maka harus didaftar sebagai anggota dan dikelola dalam forum lain untuk mengikuti pelatihan kader dasar selanjutnya.
4) Jika peserta kekurangan, maka peserta diskualifikasi diperbolehkan mengikuti forum dan jika memiliki perkembangan yang baik secara langsung bisa menjadi peserta

VI. FASILITATOR PELATIHAN

Fasilitator atau Pendampingan pada pelatihan bagi warga belajar PKM TM II adalah Tim Fasilitator dan Pendampingan yang telah mengikuti Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan II.

VII. PROSES, METODE DAN MEDIA PELATIHAN

1. Proses Belajar
Proses belajar dalam pelatihan ini menggunakan azas pendidikan orang dewasa (andragogy) dan mengikuti pendekatan partisipatori. Latihan yang berdasarkan partisipatoris andragogi ini menempatkan peserta sebagai orang yang telah memiliki bekal pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri dan kesadaran kelompoknya. Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah sumber yang perlu digali dalam proses pelatihan ini.
Pelatih dalam hal ini adalah sebagai fasilitator yang memiliki kemampuan untuk menggali gagasan, mengkodifikasi masalah, dan mensistematisasi masalah peserta berdasarkan metodologi pelatihan dan menciptakan kondisi bagaimana peserta menyelesaikan maslahnya sendiri. Di samping itu fasilitator harus mampu menciptakan suasana belajar di antara sesama peserta dan mampu memotivasi peserta agar berperan aktif dalam / selama proses belajar untuk meningkatkan pengalaman dan penghayatan terhadap suatu materi yang dibahas.
2. Metode Belajar
Metode belajar yang digunakan dalam pelatihan ini diantaranya:
a. Pemanasan
Metode ini berfungsi untuk membina suasana forum yang hangat dan gembira untuk menarik perhatian peserta terhadap topik yang dibahas.
b. Ceramah dan tanya jawab
Suatu cara memberikan informasi kepada peserta yang berfungsi untuk menjelaskan sesuatu. Tanya jawab merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah penjelasan sudah jelas.
c. Diskusi kelompok:
Berfungsi sebagai arena saling bertukar informasi dan memecahkan masalah serta arena cipta dan daya analisa.
d. Bermain peran (role play):
Berfungsi sebagai penumbuh spontanitas dan ekspresi serta mengembangkan daya analisa dan pengamatan peserta
e. Simulasi :
Berfungsi sebagai ekspresi spontanitas peserta dan penumbuh daya analisa
f. Diskusi Pleno :
Berfungsi sebagai arena saling pemantapan pengalaman, saling tukar pengalaman dan analisa hasil karya pribadi/kelompok serta terwujudnya kesimpulan bersama
g. Studi kasus :
Berfungsi sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah bersama
h. Curah pendapat / sharing :
Berfungsi membangkitnya keberanian peserta untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya.
i. Ice Breaker
Berfungsi untuk memecahkan kejenuhan pada saat pelatihan berlangsung.
j. Praktek Lapangan
Berfungsi untuk menguji dan mengolah kemampuan forum peserta dengan praktek di lapangan.


3. Media Belajar
Media belajar yang dipergunakan untuk kelancaran pelatihan relawan pendampingan anak korban konflik dengan pendidikan partisipatori andragogi adalah:







VIII. TEMPAT DAN LAMA PELATIHAN

Pelatihan Kader Madya Taruna Melati III dilaksanakan di Daerah Otonom atau propinsi. Pemilihan lokasi/tempat pelatihan mempertimbangkan fasilitas yang memungkinkan untuk proses pelatihan.
Pelatihan berlangsung selama 7 hari terdiri dari kegiatan:
1. Perjalanan datang dan pulang
2. Pembukaan dan penutupan (2 sks)
3. Belajar dan berlatih (48 sks)

IX. PENYELENGGARAN PELATIHAN

1. Penanggung Jawab
Penyelenggara pelatihan adalah Pimpinan Wilayah Ikatan Remaja Muhammadiyah atau Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhamamdiyah bidang KPSDM di masing-masing kabupaten dan propinsi. Pelatihan ini juga dapat dilaksankan bersama-sama antara Pimpinan Daerah atau Pimpinan Wilayah terdekat. Bidang KPSDM membentuk panitia penyelenggara terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Pembantu dan dalam proses pengelolaan pelatihan bekerjka sama dengan Tim Fasilitator dan Pendampingan Kader PW IRM atau PP IRM.

2. Tugas
a. Menyusun kerangka kerja dan jadwal pelatihan
b. Menyusun kepanitiaan pelatihan
c. Menetapkan fasilitator pelatihan
d. Bersama fasilitator menyiapkan materi, media dan sarana yang akan digunakan dalam penyajian materi latihan
e. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi proses kegiatan pelatihan sejak awal sampai akhir
f. Melakukan pendampingan pasca-training


VI. KURIKULUM PELATIHAN


Kawasan Agama: Al-Islam Paket I
No Materi Metode Ket.
01 Al-Qur’an dan Sunnah Ceramah dan dinamika kelompok Tentang hubungan sosial antar umat beragama
02 Akhlaq Kepemimpinan Islam Group Discussion
03 Sholat Lail Jama’ah
04 Sejarah Perjuangan Sahabat Ceramah dan group reflection Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, Abu Dzar al-Ghiffari, Bilal bin Rabbah, dll.
05 Tauhid Eksplorasi empatetik
06 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Agama: Al-Islam Paket II
01 Al-Quran dan Sunnah Ceramah dan group reflection Ayat-ayat dan Hadits tentang kesetaraan gender
02 Mengenal Pemikiran Sahabat Ceramah dan Apresiasi empatetik Umar bin Khattab, Abu Dzar al-Giffari, Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib, dll.
03 Mengenal Pemikiran Imam-Imam Mazhab dalam Islam Ceramah dan Group dynamic Imam Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hambali, dll
04 Firqoh-Firqoh Dalam Islam Studi Kasus ASWJ, Syi’ah, Ahmadiyah, Darul Aeqom, Hawariyun, Jama’ah Tabligh, dll.
05 Muatan Lokal Tentatif



Kawasan Ke-IRM-an dan Kemuhammadiyahan: Paket I
No Materi Metode Ket.
01 Ideologi Muhammadiyah Ceramah dan dinamika kelompok
02 Manhaj Tarjih Muhammadiyah Ceramah
03 Ideologi IRM Idem
05 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Ke-IRM-an dan Kemuhammadiyah-an: Paket II
01 Muhamadiyah dan Politik Ceramah dan Group discussion
02 Muhammadiyah dan Ekonomi Ceramah dan simulasi
03 Muhammadiyah dan Gerakan Kebudayaan Ceramah dan Group dynamic
04 Pengembangan Seni dan Kebudayaan Remaja Apresiasi dan workshop
05 Muatan Lokal Tentatif



Kawasan Psikologi : Paket I
No Materi Metode Ket.
01 Psikologi Massa atau Kelompok Ceramah dan Role paly
02 Komunikasi Efektif Teori dan Praktek
03 Teknik Negosiasi dan Persuasi Role Play
04 Kepemimpinan Kelompok Game
05 Asertif Penugasan

Kawasan Psikologi : Paket II
01 Manajemen Qolbu II Role paly dan out bond
02 Konsep Hati Suci:
IQ, EQ, SQ Out bond
03 Berfikir Postif Game
04 Pendengan Aktif Game
05 Olah Sukma Out bond
06 Muatan Lokal Tentatif


Kawasan Sosial-Masyarakat: Paket I
No Materi Metode Ket.
01 Bakti Lingkungan Studi Kasus
02 Problem Solving Game
03 Studi Tokoh Home Visiting
04 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Kawasan Sosial-Masyarakat: Paket II
01 Bakti Lingkungan II Out bond dan Emosi Empatetik
02 Teori Konflik Teori
03 Studi Tokoh II Penugasan
04 Resolusi Konflik Penugasan
05 Muatan Lokal Tentatif


VII. MANUAL PELATIHAN
Manual pelatihan disusun berdasarkan alur logis perencanaan dan pengelolaan pelatihan. Adapun perencanaan dan pengelolaan Pelatihan Kader Dasar TM I dapat diikuti melalui Pelatihan Fasilitator dan Pendamping I. Adapun contoh dari susunan manual acara dapat dipelajari melalui PFP I dan II atau dalam PKD TM I.

X. PENDAMPINGAN DAN TINDAK LANJUT PELATIHAN

Proses terpenting pasca pelatihan adalah proses tindak lanjut dan pendampingan. Oleh karena itu, pada Pelatihan Kader Mauda Taruna Melati II diperlukan langkah-langkah pendampngan dan tindak lanjut sebagai berikut:

1. Pengukuhan Tim Pendampingan
Pimpinan Wilayah atau Pimpinan Daerah menetapkan surat keputusan bagi pendamping pasca pelatihan berdasarkan usulan dari warga belajar.

2. Pendayagunaan
Pendamping pasca pelatihan agar mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan sebagai berikut:
a. Melakukan aktifitas pendampingan dengan berinteraksi baik langsung maupun tidak langsung kepada warga belajar secara kontinyu berdasarkan tujuan dan target PKM TM II.
b. Mendorong wrga belajar membentuk jaringan informasi berdasarkan agenda yang telah disepakati (leaflet, buletin, jaringan) berkaitan dengan pengembangan wacana dan aktivitas warga belajar untuk mencapai target PKM TM II.
c. Memfasilitasi dan mendampingi proses kursus-kursus pasca pelatihan seprti, Kursus Politik, Kursus Filsafat, Kursus Jurnalisme Kritis, Kursus HAM, Kursus Studi Tokoh dll., yang mendukung bagi pancapaian target PKM TM II.

3. Aktivitas Pendampingan
Kegiatan pendampingan dapat dilakukan dengan cara:
a. Temu warga belajar untuk memberikan perkembangan informasi masing-masing sebagaimana dalam rencana follow up.
b. Kursus periodik dengan tema sebagaiman yang disepakati oleh kelompok warga belajar dalam rangka mengembangkan wacana dan menambah kemampuan sebagaimana tujuan dan target PKM TM II.
c. Bakti Lingkungan yaitu mengagendakan kerja bakti: advokasi, resolusi konflik, pendidikan populer, dll., kepada masyarakat sebagai wahana seruan dan kesadaran moral kader madya.

A. EVALUASI PROSES

Keberhasilan suatu kegiatan pelatihan dapat dinilai dari proses, input dan out put. Untuk Pelatihan Kader Madya Taruna Melati III akan menggunakan evaluasi proses yaitu evaluasi pra pelatihan, pelatihan dan pasca pelatihan. Evaluasi pra pelatihan melalui need assessment dan sosialisasi, waktu pelatihan melalui evaluasi in put (sumatif) yaitu evaluasi yang mengukur tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan instrumen pre dan post kontrak belajar, dan pasca pelatihan melalui uji out put melalui follow up dan dilaporkan melalui yudisium. Adapun parameter keberhasilannya akan diukur melalui :

1. Evaluasi Pra Pelatihan
Evaluasi ini diberikan setelah dilakukannya need assessment dan sosialisasi. Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mendapatkan atau menilai kebutuhan materi dalam pelaksanaan pelatihan. Adapun evaluasi pra pelatihan antara lain meliputi:
a. Menilai calon warga belajar bedasarkan analisis kebutuhan kader yang disesuaikan dengan kapasitas kemampuan kader dalam meyerap materi dan kebutuhan calon warga belajar.
b. Uji rencana materi dan metodologi pelatihan melalui workshop fasilitator dengan Pimpinan setempat yang telah memiliki kualifikasi fasilitator.

2. Evaluasi Materi Pelatihan
Keberhasilan Materi Pelatihan akan diukur melalui aspek sbb:

a. Aspek Penilaian Aktifitas dan Pemahaman Waktu Pelatihan.
Fasilitator akan menilai aspek ini , dari segi apakah warga belajar akan dapat memahami materi sesuai dengan kontrak belajar, lalu dapat mengimplementasikan dalam aktifitas-aktifitas selama pelatihan (baik dari segi penugasan,games,Bermain peran,sharing,dll). Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh ilustrasi (mengukur tingkat pengetahuan) sampai sejauhmana tujuan masing-masing materi pelatihan (modul) dapat tercapai. Bahan evaluasinya mencakup semua materi pelatihan yang diberikan.

b. Aspek Instrumentasi (alat bantu) evaluasi.
Untuk dapat mengukur kesempurnaan penilaian maka, dibutuhkan instrumen sbb:
 Pree Test (tes awal) & Post Test (tes akhir).
 Catatan Harian Peserta
 Lembar Evaluasi Materi
 Sosiogram


3. Evaluasi Pasca Pelatihan
Keberhasilan suatu pelatihan dalam definisi proses justru sangat ditentukan oleh pasca pelatihan itu sendiri. Evaluasi pasca pelatihan ini meliputi:
a. konsistensi antara agenda follow up yang meliputi: 1) Tugas pribad. 2) Tugas kelompok atau tugas warga belajar pasca pelatihan dengan praktek mereka semua pasca pelatihan.
b. Inovasi, yaitu seberapa jauh warga belajar mampu memberikan pengembangan aktivitas yang mendukung target pelatihan di luar agenda follow up.

XI. PENYELENGGARAAN PELATIHAN

Sebelum penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan pastikan semuanya sudah siap mulai dari peserta, pembicara/fasilitator, tempat, bahan-bahan dan sarana penunjang pelatihan seperti plano, spidol, alat peraga dll., sampai dengan konsumsi.
Pada saat pelatihan berlangsung, penyelenggara memantau jalannya pelatihan, menyiapkan daftar hadir dan menyiapkan konsumsi pada saat istirahat. Selama pelaksanaan pelatihan sebaiknya dibuat foto dokumentasi untuk kejadian-kejadian yang mempunyai nilai dokumentasi yang baik, misalnya pada saat simulasi, diskusi acara pembukaan dan penutupan pelatihan.
Untuk kelancaran proses pelatihan diharapkan penyelenggara bekerja sama dengan Majlis Dikdasmen Muhammadiyah setempat.

XII. PELAPORAN
Panitia penyelenggara harus membuat laporan yang mencakup kegiatan-kegiatan persiapam, pelaksanaan/proses sampai dengan pelatihan itu selesai dilaksanakan, paling lambat 2 minggu setelah selesai pelatihan
Laporan teresebut disampaikan kepada Pinpinan IRM dan Muhammadiyah setingkat, kepada pemberi dana/sponsor dengan ditembuskan kepada Pimpina di atasnya dan Dikdasmen.

VIII. KUMPULAN MODUL PELATIHAN
Terlampir.

XIII. PENUTUP
Buku kedua yang berisi tentang Pelatihan Kader Madya Taruna Melati II yang dilengkapi dengan modul ini merupakan pegangan bagi fasilitator dan pendamping tingklat II. Pada pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah tersebut berdasarkan analisis kebutuhan kader setempat.
Buku kedua ini wajib digunakan melalui metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu harus digunakan secara disiplin dan konsisten. Sifatnya yang lentur menuntut masing-masing level pimpinan dan fasilitator kreatif mengelola pelatihan dengan tetap berpegang pada target dan tujuan masing-masing level pelatihan kader.































Modul SP
---------------------
Sesi Perkenalan
---------------------

Tujuan :
Menumbuhkan suasana yang kondusif selama pelatihan berlangsung : saling percaya, kooperatif, nyaman, dan aman secara fisik dan psikis

Material :
1. Bingo paper
2. Ambiguous picture

Waktu :
60 menit

Prosedur :
1. Fasilitator mengawali pertemuan dengan perkenalan singkat(nama masing-masing peserta) (5’)
2. Fasilitator membagikan bingo paper pada setiap peserta
3. Peserta diminta untuk mencari orang yang mempunyai sifat/kebiasaan/hobby seperti yang tertulis daalam kotak bingo
4. Bila bertemu dengan peserta lain yang sesuai, peserta tersebut harus meminta tanda tangan dan namanya untuk dituliskan di kotak bingo
5. Peserta saling berlomba untuk mengisi kotak bingo secara vertikal maupun horizontal. Pemenangnya adalah peserta yang paling cepat membentuk sebuah garis vertikal dan sebuah garis horizontal (15’)
6. Fasilitator menggali pengalaman peserta selama berlangsungnya permainan(5’)
7. Fasilitator menayangkan transparansi ambiguious picture
8. Fasilitator menanyakan tentang gambar tersebut pada peserta
9. Fasilitator menggali jawaban-jawaban peserta (5’)
10. Fasilitator mempublish dan memproses pengalaman peserta baik pengalaman bermain dan mengamati gambar berkaitan dengan masalah persepsi terhadap pelatihan (10’)

MAIN BINGO YUUK!

Baca Al Qur’an tiap hari

 Suka warna biru

 Bepergian naik motor

 Ngontrak rumah/kost

 Suka nge-net



Pekerja keras



 Asli Jogja



 Pandai berbahasa inggris

 Hobi bertanam


 Penyabar




Suka nonton sinetron


 Suka dunia anak





 Sifat serius



 Sifat tertutup




Belum pernah ikut training

 Mudah terharu


 Asal luar Jawa


 Suka puisi/seni

 Anak sulung




Hobi baca


 Humoris


 Keluarga wirausaha

 Takut ketinggian

 Rajin olah raga




---




Modul KP

-----------------------------
Sesi Kontrak Pelatihan
------------------------------

Tujuan :
1. Memahami motivasi, harapan dan arah peserta dalam mengikuti pelatihan
2. Menyamakan persepsi peserta tentang pelatihan
3. Merumuskan tujuan bersama
4. Merumuskan komitmen bersama
5. Membangun kerjasama selama pelatihan berlangsung

Material :
1. Pohon harapan
2. Buah harapan
3. Jadwal pelatihan
4. Experiential Learning Cycle
5. Potongan kertas kecil-kecil

Waktu :
50 menit

Prosedur :
1. Fasilitator menggali pemahaman awal peserta tentang pelatihan (5’)
2. Fasilitator memberikan orientasi tentang pelatihan (materi, waktu dst) (10’)
3. Fasilitator menjelaskan tentang proses belajar yang akan dialami selama pelatihan dg menggunakan Experiential Learning Cycle (5’)
4. Setelah peserta memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan, peserta diminta menuliskan harapannya terhadap pelatihan pada buah harapan yang sudah dibagikan. Harapan hendaknya dibuat serealistis mungkin dengan waktu pelatihan 3 hari (3’)
5. Fasilitator meminta peserta menempelkan buahnya pada pohon harapan
6. Fasilitator mengambil sampel buah harapan peserta dan membahasnya sehingga menjadi buah harapan bersama (3’)
7. Fasilitator mengajak peserta untuk berpikir dan merumuskan apa yang akan dilakukan atau cara apa yang akan ditempuh untuk meraih buah harapan tsb. Tuliskan pada kertas anak tangga. (3’)
8. Fasilitator mengajak peserta untuk menyepakati komitmen-komitmen tsb sebagai milik bersama (5’)
9. Fasilitator meminta peserta menuliskan kendala-kendala yang sekiranya ada yang akan menghambat dalam mengikuti pelatihan pada potongan kertas yang disediakan (5’)
10. Fasilitator meminta peserta untuk fokus selama pelatihan berlangsung dan membuang seluruh kendala yang masih tersisa dengan melipat kertas itu dan menyimpannya sementara ke dalam kotak masalah
11. Fasilitator memberikan peneguhan tentang tujuan pelatihan yaitu mardhotillah dengan mengajak peserta untuk merenungi QS 42 : 20, 92 : 4 – 10; 98 : 8 sera mengingatkan mereka tentang komitmen yang telah dibangun bersama dan diakhiri dengan membacakan QS ash shaff : 2 – 3 (10’)

---













Modul TK
--------------------------------
Sesi Teknik Komunikasi
-------------------------------
Tujuan :
1. Warga belajar atau peserta mampu memahami pentingnya ketrampilan komunikasi interpersonal
2. Warga belajar atau peserta mampu meningkatkan ketrampilan komunikasi interpersonalnya

Material :

Waktu :
120 menit

Prosedur :
1. Tiga orang warga belajar atau peserta diminta untuk maju kedepan
2. Masing-masing diminta untuk membrikan instruksi pada warga belajar atau peserta untuk menggambar ‘petani’
3. Warga belajar atau peserta pertama memberikan iinstruksi dengan bahasa lisan saja. Waktu 3 menit
4. Warga belajar atau peserta kedua memberikan instruksi pada peserta dengan lisan dan bahasa tubuh. Waktu 3 menit
5. Warga belajar atau peserta ketiga memberikan instruksi dengan lisan dan non lisan. Saat itu warga belajar atau peserta diperbolehkan untuk bertanya hal-hal yang kurang jelas. Waktu 3 menit.
6. Fasilitator meminta peserta membandingkan hasil 3 kali menggambar. Lihat mana yang palng mirip aslinya. Mengapa
7. Cerkat Komunkasi Efektif
8. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing dippanmdu seorang trainer untuk melakukan role play ‘komunkas efektif’
9. Pembahasan role play dlakukan dalam kelompok baru dibawa ke kelas klasikal
---
Modul PS
---------------------------
Sesi Problem Solving
---------------------------

Tujuan :
1. Peserta menguasai konsep teknik pengambilan keputusan yang baik
2. Pesrta mampu mengaplikasikannya

Material :
Tali tambang yang panjang

Waktu :
120 menit

Prosedur : (bermain tambang)
1. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok
2. Di ruangan sudah disediakan tambang
3. Setiap kelompok ditugaskan untuk menggeser tambang melewati garis yang sudaah ditetapkan (perintah dibuat seambigu mungkin)
4. Setelah selesai, kepada peserta ditanyakan alasan mereka mengambil cara itu, bagaimana prosesnya, apa yang mereka lakukan.
5. Cerkat teknik problem solving

---









Modul PA
---------------------------
Sesi Pendengar Aktif
---------------------------

Tujuan :
1. Peserta menguasai konsep teknik pengambilan keputusan yang baik
2. Pesrta mampu mengaplikasikannya

Material :
Tali tambang yang panjang

Waktu :
120 menit

Prosedur : (bermain tambang)
1. peserta diminta untuuk berpasang-pasangan dua-dua
2. satu orang peserta menjadi pendengar yang satunya menjadi pembicara
3. pembicara diminta untuk bercerita tentang sesuatu hal, dan pasangannya diminta untuk mendengarkan
4. setelah selesaii, pendengar diminta untuk mengulang cerita yang pembicara
5. kepada peserta yang menjadi pembicara ditanyakan apakah pengulangan cerita oleh pasangannya sudah sesuai dengan maksud ceritanya.
6. Trainer memproses pengalaman beberapa sampel pasangan
7. Cerkat pendengar aktiv

---







Modul BP
--------------------------
Sesi Berpikir Positif
--------------------------

Tujuan :
1. Peserta menguasai konsep teknik pengambilan keputusan yang baik
2. Pesrta mampu mengaplikasikannya

Material :
Tali tambang yang panjang

Waktu :
120 menit

XIV. Prosedur
1. Peserta diminta melihat gambar ambigu dan dieksplorasi jawabannya
2. Trainer memproses jawaban peserta dan mengaitkannya dengan persepsi
3. Kepada peserta dibagikan lembar pikiranku yang berisii pikiran yang melintas ketika menghadapi situasi yang diceritakan.
4. Peserta diminta melihat hasilnya dan diajak untuuk memetakan mana positiif mana negatif
5. Cerkat tentang berpikir positif
6. Peserta diajak untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar